Pendahuluan.
Banyak usaha yang bisa dilakukan oleh para petani. salah satu diantaranya adalah budidaya jagung manis. sesuai dengan namany jagung jenis ini sangat laris manis dipasaran, karena biasanya dikonsumsi sebagai makanan jajanan.
Beberapa varietas jagung manis telah
diperkenalkan seperti Thai Supersweet, Manis
Madu dan Masmadu. Tanaman dapat dipanen 68-
72 hari setelah ditanam. Produksi yang dihasilkan
sebanyak 26,000 sampai 38,000 tongkol/ha
tergantung pada kesuburan tanah. pH tanah 5.5 -
6.5, suhu 22-33oC, curah hujan 500-800
mm/semusim dan kelembaban 40-80%.
Varietas:
1. Thai Supersweet
Mempunyai warna tongkol yang berbeza-beza
daripada kuning muda hingga jingga. Warna
endosperm kuning ke oren, bilangan barisan
12-16, panjang tongkol 15 cm, keluar rambut
bunga betina (50%) 59 hari, potensi
pengeluaran 30,000 tongkol/hektar, rasa
manis.
2. Manis Madu
Warna endosperm kuning putih ke kuningan,
jumlah barisan 12-16, panjang 15 cm. keluar
rambut bunga betina (50%) 59 hari, potensi
hasil 30,000 tongkol/hektar, rasa manis.
3. Mas Madu
Mempunyai tongkol yang manis seperti madu
serta lebih manis daripada Manis Madu. Warna
ensperm kuning emas ke oren, bilangan barisan
setongkol 14, panjang tongkol 14-18 cm, waktu keluar
bunga betina 45-50 hari, potensi hasil 30,000
tongkol/hektar. Tongkolnya juga lebih besar. Rasanya
manis, lebih digemari karena berwarna kuning muda
Teknis Budidaya
1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah yang sempurna akan diperoleh media
yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan akar,
mengurangi keberadaan gulma serta memperbaiki
sirkulasi udara dalam tanah. Untuk tiap 4 meter perlu
dibuatkan got yang berfungsi sebagai jalur irigasi dan
drainase. Kegiatan ini dilakukan minimal 15 hari sebelum
tanam. akan tetapi penanaman tanpa olah tanah (TOT)
bisa juga dilakukan untuk mengejar waktu tanam.
2. Keperluan Biji Benih
Benih sebanyak 10 kg diperlukan bagi setiap hektar,
seperti menanam jagung manis lain, disarankan supaya
mendapat benih jagung manis yang bersertifikat dan agar
ganti jenis setiap menanam Jagung Manis.
3. Penanaman
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanaman adalah
selisih tanam antara jantan dan betina, perbandingan
populasi jantan :betina, jarak tanam, penugalan dan
jumlah benih perlubang.
a. Waktu tanam benih jantan ditanam lebih dahulu dan
diberi tanda, baru 6 hari kemudian benih betina
ditanam.Perbandingan populasi jantan dengan betina
adalah 1 : 4.
b. Jarak tanam antar betina adalah 75 x 25 cm, dan jarak
baris betina dengan baris jantan adalah 50 cm.
c. Lahan ditugal sedalam 5 cm, satu benih perlubang dan
ditutup ldengan abu,sekam.atau pupuk organic
(Bokashi).
4. Pemeliharaan,.
Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan pengairan,
dangir dan bumbun, mencabut tanaman tipe simpang
(roguing), serta pengendalian hama dan penyakit.
a. Pemupukan
Pupuk yang digunakan pupuk organik (Bokashi) 2
Ton per hektar disebar merata dan an organik
Uera = 100 Kg, ZA = 200 kg, SP36 =50 Kg, NPK =
300 Kg,
- Umur 0 hst Urea = 100 kg/ha, SP-36 = 50 kg/ha,
NPK = 100 kg/ha, 5 cm dari lubang dan ditutup.
- Umur 15 hst ZA = 100 kg/ha, NPK = 100 kg/ha
dengan cara tugal 10 cm dari lubang tanam dan
ditutup.
- Umur 35 hst ZA sebanyak 100 kg, NPK = 100
kg/ha dengan ditugal jarak 15 cm dari lubang
tanam dan ditutup.
b. Pengairan
Tiga hari sebelum tanam lahan perlu diairi untuk
menciptakan kondisi tanah yang lembab dan
hangat, sehingga mempercepat terjadinya
perkecambahan benih serta ketersediaan unsur
hara bagi tanaman. Pengairan diberikan sesuai
kebutuhan, yang penting dijaga agar tanaman tidak
kekurangan atau kelebihan air. Pengairan diberikan
setiap kali selesai pemupukan. Jadwal pengairan
yang dianjurkan adalah -3, 15, 30, 45 hst
c. Dangir dan Bumbun..
Pendangiran adalah usaha untuk mengurangi
keberadaan gulma di areal tanaman, yang
berpotensi sebagai kompetitor bagi tanaman
jagung. Dangir dilakukan sebelum perlakuan
pemupukan yaitu pada umur 21 dan 28 hst.
Sedangkan membumbun adalah usaha untuk
memperbaiki sirkulasi udara serta membantu
pertumbuhan perakaran tanaman.
a. Hama dan Penyakit
1. Lalat bibit
Gejala serangan saat tanaman berumur 7–
14 hst gejala daun berubah menjadi kekuningkuningan,disekitar
gigitan mengalami pembusukan,
tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman
menjadi kerdil.Ciri-ciri lalat bibit warna lalat
abu-abu dengan warna punggung kuning
kehijauan bergaris, warna perut coklat
kekuningan, warna telur putih mutiara,
panjang lalat 3- 3,5mm.Pengendalian hama
ini dengan penanaman serentak dan
menerapkan pergiliran tanaman untuk
memutus siklus hidup, terutama setelah
selesai panen jagung. Mencabut dan
memusnahkan tanaman terserang, sanitasi,
mengendalikan dengan pestisida kimia
Dursban 20 EC,Hostation 40 EC,Marshal 25
ST.
2. Ulat pemotong dan penggerek
buah
Ulat pemotong adalah Agrotis sp.,
Spodoptera litura, contoh ulat penggerek
adalah Ostrinia furnacalis.contoh ulat
penggerek buah adalah Helicoverpa
armigera. Gejala serangan ditandai dengan
adanya bekas gigitan pada batang, adanya
tanaman muda yang roboh.
Pengendalian hama-hama tersebut adalah
dengan tanam secara seremmpak pada
areal yang luas, mencari dan membunuh
secara manual, serta melakukan semprot
dengan insektisida dengan dosis sesuai
anjuran.
3.Penyakit dan pengendaliannya
a. Penyakit bulai (Downy mildew)
Disebabkan cendawa peronosporta maydis
yang berkembang pesat pada suhu udara
diatas 27 0C,udara lembab. Gejala
serangan pada tanaman umur 2-3 mg,
daun runcing dan kaku, pertumbuhan
terhambat, warna daun kuning dan terdapat
spora berwarna putih pada sisi bawah
daun.
b. Penyakit bercak daun
Disebabkan oleh jamur Helminthosporium
sp, dengan gejala adanya bercak
memanjang berwarna kuning dikelilingi wanra
kecoklatan. Semula, bercak tampak basah kemudian
berubah warna menjadi coklat kekuningan, dan
akhirnya menjadi coklat tua. Pengendalian dengan
cara pergiliran tanaman serta dengan menyemprot
bahan kimia seperti Daconil dan Difolatan.
c. Penyakit gosong bengkak
Disebabkan jamur Ustilago sp. menyerang biji,
menyebabkan pembengkakan yang mengakibatkan
klobot menjadi rusak.Pengendalian dengan jalan
mengatur irigasi dan drainase, memotong bagian
yang terserang dan dibakar, serta menggunakan
benih yang sudah dicampur dengan fungisida
misalnya Saromyl
.
4. Penyakit busuk tongkol
dan busuk biji
Penyebabnya adalah jamur Fusarium atau
Giberella zeae. Penyakit ini baru dapat diketahui
setelah klobot dibuka. Biji-biji yang terserang
berwarna merah jambu atau merah kecoklatan
yang akan berubah warna menjadi coklat sawo
matang.Pengendalian adalah dengan
menggunakan benih varietas unggul, pergiliran
tanaman, seed treatment, serta melakukan
penyemprotan dengan bahan aktif Mancozep bila
ada gejala serangan
Panen
Panen jagung manis dilakukan sekitar umur 65 hari
setelah tanam, cara panen Jagung Manis adalah panen muda,
apabila terlalu tua kurang disukai oleh konsumen. Jagung
manis bisa dipasarkan sebagai Jagung Rebus, Jagung Bakar
dan masakan lainnya.Sebaiknya diklasifikasikan ukuran
Jagung Manisnya.